INDONESIA PEACE KEEPER IN DARFUR: April 2009

INDONESIA peace keeper in Darfur

Kamis, 30 April 2009

MiSi PeRtAmAkU......!!!!

APAKAH INI ANGAN-ANGANKU.....?????

Tidak pernah terbesit sedikitpun aku bisa bergabung dalam misi UNAMID ini….semua itu hanya angan2 bagiku….tapi Allah S.W.T berkehendak lain….atas ijinnya semua itu jadi kenyataan……Inilah namanya Anugerah
sesuai dg bidang tugasku saat ini adalah sebagai Binprof PLLU di Disbangopsau, Mabes TNI AU Cilangkap,memang kadang aku membaca radiogram mengenai kesempatan untuk ikut test berbagai misi perdamaian ,tapi dg membaca persyaratannya harus MAYOR LULUS SEKKAU gugurlah angan2 ku sedangkan aku hanyalah seorang Kapten belum "Sekkau" maka kutepislah khayalan itu.

Tapi pada awal bulan September 2008 adalah bulan yg bersejarah bagiku, siang itu datanglah Radiogram pemanggilan untuk ikut test karena saat ini dibutuhkan Tentara Wanita dg pangkat Kapten ke atas yang menguasai seluk beluk penerbangan…bahasa penerbangannya adalah ATC ( Air Traffic Control ) maka tidak lain dan tidak bukan…bahasa apa ni ya….WARA lah calonnya dan di tunjuklah aku.
Sebelumnya aku sempat mendengar kesetaraan gender menjadi acuan utama dalam misi PBB, sehingga keberadaan wanita di anggap sama dan tidak ada hak istimewa.
Hal ini menjadi cambuk bagiku untuk lebih mandiri dan bisa membuktikan apa atri dari “ Gender Equality “.



Setelah melalui berbagai test ( Bhs.Inggris,Psykologi/kejiwaan, kesehatan , mengemudi dg stir kanan dan kemampuan dalam mengoperasikan compt ) Alhamdulillah aku di nyatakan lulus……Amin…Amin ….ya robal Alamin. Setelah mendapat pelatihan –pelatihan di PMPP TNI ( Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian) di Cilangkap guna mendukung tugas nantinya akhirnya tgl 2 November berangkatlah aku ke
Benua hitam Arika tepatnya di Elfasher ,Sudan..aku merasa sudah siap, banyak dukungan yg aku dapatkan terutama dari kelurga ,Pimpinan ,rekan2 kerja dan sahabat 2 aku. Perjalanan yang harus ditempuh dari Jakarta sampai dg Khartoum( ibu kota Sudan ) kurang lebih 14 Jam dengan segala transitnya. Airways yg melayani route ini hanya 3 yaitu : Emirat , Qatar dan Etihad.

Sepanjang perjalanan saat itu aku warnai dg melamun…teringat ke-3 buah hatiku dan suamiku …kalau yg pergi bapaknya hal itu sudah biasa tapi ini Ibunya…..sedih sekali waktu itu…mengingat banyak sekali tugas seorang ibu yg harus aku tinggalkan…sedih memang…sempat menetes air mataku…saya jadi ingat sebuah lagu yg liriknya aku rubah seperti ini’ Tentara juga manusia……punya rasa ..punya hati . Tapi perasaan itu segera aku tepiskan ..aku harus tabah…kata orang 1 tahun cepat. ( taunya lama juga ya….yg melihat iya kali…tapi yg menjalankan..wow….seperti lagu bang Toyip yg ngga pulang-pulang)


KHARTOUM ibu kota Sudan

Sesampainya di Khartoum aku langsung menuju ke Indonesian House( rumah yg kita sewa sebagai tempat transit sebelum menempati tugas yg sesungguhnya yg telah dirintis oleh senior2 yg lebih dulu bertugas… namanya turun temurun begitulah…ngga hanya silsilah saja yg turun temurun).tapi memang besar manfaatnya selain tadi yg aku bilang sbg transit juga sebagai tempat cuti bagi yang tidak pulang ke tanah air….
Setelah lapor datang di kantor pusat Unamid dan mengurus hak2 yg kita dapatkan barulah kami berangkat ke El Fasher tempat penugasan kami.
Perjalanan dengan pesawat yg disediakan UN dg type MD-83 dari Khartoum ke El Fasher memakan waktu kurang lebih 1 jam 30 menit ( dari tadi waktu di hitung terus ya….maklum ATC biasa menghitung jam penerbangan )


EL fasher / Darfur

Hari- hari pertama aku lalui dg berat banyak yg harus aku hadapi terutama penyesuaian kondisi yg sangat jauh berbeda dg tanah air, baru terasa inilah penugasan sesungguhnya.
Kondisi sangat jauh berbeda dg Khartoum/ ibu kotanya ….ya namanya juga daerah konflik. Kami menyewa satu rumah dari penduduk local. Lokasi di tengah kota dekat dg pasar, untuk perjalanan ke kantor dg mobil hanya 20 menit.
Wilayah Darfur terletak di sebelah barat Sudan, yang terdiri atas 3 propinsi yaitu:

Darfur Utara dengan ibu kota El Fasher ( tempat saya bertugas saat ini )

Darfur Barat dengan ibu kota El geneina

Darfur Selatan dengan ibu kota Nyala

Jumlah penduduk seluruhnya kurang dari 6 juta orang.

Di Darfur terdapat beberapa suku antara lain : Fur , Zaghawa,Masalit ,dan suku campuran antara Arab dan afrika serta lainnya yg memiliki banyak kepentingan.
“Konflik Darfur yg ada saat ini telah di mulai sejak tahun 2001, karena adanya pembrontakan rakyat Darfur yang asli Afrika terhadap pemerintah Sudan yang di kuasai oleh etnik Arab, rakyat Darfur merasa bahwa mereka diperlakukan diskriminatifd oleh pemerintah pusat dan tidak ada perhatian pemerintah Sudan terhadap wilayah Darfur.
Sebetulnya pada tahun 2004 sudah ada misi sebelumnya yaitu “ AMIS” ( African Mission In Sudan) Uni Afrika menggelar operasi perdamaian. Namun karena keterbatasan sesuatu hal misi ini tidak dapat menghentikan atau mengurangi konfli-konflik yg terjadi. Sehingga pada tahun 2007 PBB mengeluarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB no 1769,yg merekomendasikan digelarnya Operasi Gabungan antara PBB dan Uni Afrika dg nama UNAMID ( United Nation African Union Mission In Darfur).


Darfur Utara dengan ibu kota El Fasher

Mayoritas penduduknya beragama Islam lebih dari 80 % selebihnya Agama Kristen dan Tradisional Agama/ Animisme
Mata pencaharian berdagang, berladang gandum /jagung dan ternak sapi, kambing keledai , onta.
Makanan nasi , “Aish” (roti), “Kisrah” (sup) dan “Asiida” (kue dadar).
Dilarang meminum minuman berakohol (“Hilumurr” ). Akohol di larang di Sudan (Darfur).

Sedangkan untuk pemimpin sukunya di sebut :
Shartaya / Sultan
Umda
Sheiq



Penugasan

Setelah selesai mengikuti Induction Course selama 1 minggu yaitu semacam training untuk pengenalan daerah tugas dan segala aturan –aturan yg di terapkan oleh Unamid.
Aku di tempatkan di unit yg sesuai dg bidangku yaitu ATC disini di sebut Unit FLIGHT FOLLOWING bagian dari Aviation.disini aku bekerja dg rekan2 dari berbagai negara yg membawa culture masing-masing sehingga dibutuhkan extra kesabaran dan saling pengertian yg tinggi tentunya, saat ini baru dari Negara Pakistan,Mali,Gambia,Nigeria ,German,Zambia.
Tugasku adalah mengontrol perjalanan pesawat UN dari berangkat sampai dg tujuan.
Setiap harinya pergerakan yang ada rata2 rata 27 pesawat dg hampir 80 sampai dg 90 sorties dengan jenis Rotary wing MI-26,MI-8 MTV, Mil-8 T,Mil-17 sedangkan untuk Fix wing dg type MD-83, L-100( C-130 ),Dash-8, Beech 200,Learjet-35 A.jenis penerbangannya bermacam-macam dari mulai dukungan personel di daerah pelosok-pelosok ( Team Site), materiil, cargo, adapun daerah penerbangannya meliputi :

Khartoum

El Fasher ‘Mission Initial Operational Capability ( IOC )
Headquater & Sector Headquater
Sector North

- Zam-zam
- Shangil Tobaya
- Um Kadada
- Tawila
- Sartoni
- Kabkabiya
- Saraf Umra
- Kutum
- Mellit
- Malha

El Geneina ‘ Sector Headquater

Sector West
- Mournei
- Zalingie ‘ Sub Sector HQ
- Nertiti
- Foro Buria
- Mukjar
- Misteria
- Kulbus
- Tine
- Um Barru



Nyala ‘ Mission &Sector Headquater/ Mission Main Logistic Base
Sector South

- Marla
- Graida
- El Daen
- Haskanita
- Labado
- Muhajeria
- Sheria
- Khor Abeche
- Kas


El Obeid ‘ Mission Rear Logistic Base


Jam kerja mulai dari pukul 08.00 sampai dengan pesawat terakhir kembali ke home base pukul 18.00 local time. Perbedaan waktu dg tanah air plus 4 jam.

Kalender


Kalender Global digunakan untuk Business.
Kalender Arab digunakan untuk orang – orang yang beragama Islam.
Kalender Gregorian digunakan untuk orang – orang yang beragam Koptiks

Hari – hari libur

Hari Jumat – Islam.
Hari Minggu – Kristen.

Suka dukanya

Sukanya : terus terang ini adalah pengalaman yg berharga bagiku, satu2nya wanita militer yg dikirim ke misi Unamid di Sudan El Fasher. Seluruhnya kami ber-empat dan yang 3 adalah pria. Banyak pengalaman yg aku dapatkan bagaimana berinteraksi dengan lingkungan multinasional.
Dukanya : Jauh dari keluarga ( jawaban klise… )…6 bulan lagi …sabar !
Kalau sudah sampai pemondokan terasa sepi karena tidak ada teman sesama wanita yang bisa di ajak curhat. Hiburanku hanya memasak…..dari tidak bisa masak sampai
ahli….mau menyaingi Rudi Choirudin.
Untuk tulisan perdana aku cukupkan sampai di sini ,sudah waktunya untuk kerja….
Harus serius, konsentrasi karena menyangkut nyawa manusia dan material yang semuanya sangat mahal harganya . berdoa sebelum bekerja adalah wajib hukumnya
Mudah-mudahan tidak terjadi hal-hal yg tidak kita inginkan. Amin.

Pilot Contak :
El Fasher Radio this is UNO 771 from El Fasher to Nyala ,take off time zero five zero zero,twenty passenger, cargo 200kg, estimated arrival Nyala zero six one five over.

Controller :
Roger, UNO 771 Copy Traffic report after twenty minute.

JAYALAH WANITA TNI….
. Sesuai pesan Ibu Negara Ibu Hj.Ani Bambang Yudhoyono.

Bulatkan tekadmu, satukan langkahmu
Untuk membangun negeri kita
Jangan sia-siakan kesempatan emas yang ada
Untuk mengubah masa depan kita
Mari, sinkirkan lengan baju
Untuk menyejahterakan anak cucu
Rukunlah wanita TNI dan Polisi Wanita
Hidup dalam damai Tanah Air kita
Kibarkan panji Merah Putih untuk selamanya
Selamat mengabdi kepada bangsa
Berbuatlah yang terbaik.

Kamis, 23 April 2009

PeRsIaPaN mAu GaBuNg MiSi UNAMID PaRt ; 2nd

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya bahwa, dalam rangka bergabung dengan misi PBB memerlukan beberapa tahap yang harus dilalui. Nah……. sekarang kita akan masuk pada tahap dimana kita berfikir tentang apa yang harus kita siapkan dalam rangka survival di Negara gurun pasir. Wherever you see the sands will everywhere
Ya, gimana kita ngak pusing campur stress……….. menurut cerita yang kita dapatkan saking sulitnya mendapatkan air, jangankan buat mandi buat minumpun cukup sulit. Makanya ada diantara kita yang berfikir untuk bawa “sekop” buat gali tanah, maksudnya sih bukan untuk buka ladang pertanian, tapi lebih kepada “official bussines/ kepentingan yang sangat pribadi” ya…...dengan berbekal pengalaman selama dididik menjadi tentara maka sekop sangat bermanfaat untuk kepentingan “maaf “ BUANG AIR !!!!……… orang susah air, ko’ malah dibuang-buang yaaaa…….hehehe!!!!!!. Untungnya setelah sampai di Negara tujuan misi, ternyata keahlian gali lubang tersebut, tidak perlu didemonstrasikan kepada tentara dari negara2 lain, karena toilet udah ada ko’…..dan airnya juga udah disiapkan oleh PBB. (wuih……teriak amaan3X…aman, aman, aman…..hahaha!!!!)
Nah kita juga berfikir kalo di Darfur itu nanti kita bakalan kesulitan dengan makanan, terutama yang rasanya kaya di Indonesia, makanya kita pada nyiapin makanan minimal untuk bisa bertahan selama 1 bulan. Supermi adalah makanan wajib yang pasti bakalan dibawa ama orang Indonesia kalo dia mau berpergian jauh, dan tidak terkecuali kita semua……. :

Kpt Sri ; Bang kita bawa supermi nya berapa ya ??”
May dody ; 1 dus aja cukup kayanya, gimana Rud ?”
May rudy ; “ Iyalah bang, 1 aja cukup emang ibu mau bawa berapa ?” kata may rudi kepada Kapt sri
Kapt Sri ; “ Kalo bisa sebanyak-banyaknya pa, kan disana nanti perlu biar bisa makan yang seger2 gitu loh pa “
May rudy ; “ya… no Prableum, kalo emang cukup, di tasnya”

Nah begitulah kira2 percakapan kita pada saat berdiskusi tentang seberapa banyak supermi yang harus dibawa. Keinginan kita sih bisa membawa sebanyak-banyaknya tetapi Bagasinya terbatas yang diperkenankan hanya 100kg. kalo lebih dari itu kita bakalan kena charge…yang harganya….wah….meningan dibuang aja barangnya dari pada di bawa. Gimana lagi orang harga barang dengan biaya charge nya jauh lebih murah …… saking mahalnya charge..ngak bisa lagi saya lukiskan dengan kata2……!!!

Pernah ada diantara kita punya pengalaman pada saat cuti pertama, kebetulan barang bawaan yang kita bawa cukup banyak melebihi dari ketentuan, dan kelebihannya sekitar 20 kg…..biaya charge yang harus dikeluarkan sebesar $870. Haa!!!!! “Your eyes/ matamu” Cuma itu yang bisa kita ucapakan, dan dengan berat hati langsung kita tinggalkan barang kita dari pada harus bayar segitu banyak….hehehe…..!!!

BRO’ ceritanya udahan dulu yaa…..nanti pasti bakalan kita lanjutin lagi, masalahnya kerjaan kita cukup banyak nih……..mau masak Cobek Mujaer…!!!! Hehehe….lumayan seger ama agak pedes2 dikit gituh…hehehe.

TO BE CONTINUED

BRAVO TNI ANYWHERE & ANYTIME.

Selasa, 21 April 2009

BeRcOcOk TaNaM……………….di GuRuN pAsIr.

GERSANG EUY.......!!!!


Wah apa bisa yaa?? Itu kalimat pertanyaan yang terlintas di benak kami, alasan sederhananya, “bagaimana mungkin pohon bisa hidup di gurun yang airnya sangat sulit”. Akan tetapi jawabannya segera bisa kita dapatkan setelah mengunjungi pasar di DARFUR. jawabannya “BISA….sekali lagi ……BISA” . ternyata di pasar banyak kita jumpai berbagai macam sayuran yang semuanya berasal dari para petani local….seperti bawang, cabe, wortel dan masih banyak lagi yang lainnya ……


Tuhan memang maha adil dan maha pengasih serta penyayang. Bagaimana tidak, ternyata tanah gurun juga memiliki tingkat kesuburan yang cukup lumayan bagi tanaman untuk bisa hidup. Akan tetapi, bercocok tanam di gurun pasir seperti Darfur membutuhkan usaha 2 kali lipat dibandingkan dengan bercocok tanam di Negara kita. Tetapi tidak ada yang tidak bisa semua bisa dilaksanakan selama kita mau berusaha.

Dengan berbekal keyakinan diatas, maka kami mencoba bercocok tanam di Darfur dan boleh dikatakan cukup berhasil….walaupun masih belum dapat kita panen sampai dengan tulisan ini di buat…. !!!!!
Tanaman yang berhasil kita tanam dan keliatannya sampai waktu pemanenan bakalan dapat kita nikmati, yaitu ; Kangkung Darat, Semangka dan Melon.

my KANGKUNG in DARFUR

Nah kira2 demikian sepenggal cerita tentang upaya yang bisa dilakukan di Darfur, dalam rangka “Survival” di tanah Gurun.
Untuk foto2 akan kita pasang setelah proses editing. (trims)

Bravo “TNI” dimanapun dan sampai kapanpun.

Rabu, 15 April 2009

whaaaaaat......???? DARFUR apaan tuuuh..... ????

GABUNG MISI UNAMID……….???? (Tulisan ini bukan berarti mewakili seluruh rekan-rekan yang bertugas di UNAMID walaupun subjek dari cerita ini menyebutkan “Kami”, akan tetapi ini Cuma sebuah cerita pengalaman yang dirasakan oleh salah seorang diantara Personel TNI yang ikut bergabung dalam misi UNAMID. Dan mungkin diantara kami ada yang memiliki pengalaman yang berbeda dari cerita ini, sory ya rekan2……..dengan harapan sebagai informasi buat siapa aja yang memerlukannya…Trims)
Tidak pernah terbersit sedikitpun bahwa suatu saat nanti kami semua bakalan punya kesempatan untuk bergabung dalam misi PBB khususnya di Darfur. Entahlah…….mungkin karena Tuhan dengan kemaha besaran dan Kemaha adilannya telah memberikan tabir yang menghalangi penglihatan setiap manusia akan masa depan…… tidak terkecuali kami semua, jangankan merasa yakin, membayangkan saja……??? Akh…rasanya tidak berani sedikitpun…!!!!!.bukan kami tidak PD (bukan Partai Demokrat loh… hehehe!!!!) Cuma keengganan untuk mendahului kehendak yang kuasa itulah yang menghalangi kami untuk meyakinkan diri bahwa kami bakalan bisa ikut bergabung dengan misi PBB nantinya. Akan tetapi seperjalanannya waktu, kesadaran akan pentingnya cita-cita dan angan-angan serta keyakinan bahwa tidak ada yang tidak mungkin selama Tuhan YME masih beserta kita adalah “mutlak” sekali lagi “MUTLAK”......(kalau kepengen hidup itu tidak harus diselimuti perasaan bingung. kaya nonton film hantu pocong perawan………..antara takut ama geli bercampur jadi rujak……hehehe…tidak nyambung..!!!)
Seleksi merupakan proses wajib buat mengikuti misi PBB. Mulai dari test tahap I : yaitu test bahasa Inggris di mabes angkatan masing-masing. Dilanjutkan test tahap II, yaitu test Bahasa Inggris, Komputer / Internet juga Psykologi di Mabes TNI. Dan kami semua harus menunggu +/- 2 minggu untuk bisa tahu bahwa telah dinyatakan lulus dalam proses tersebut. Yah lumayan tegang dan bisa-bisa orang yang punya penyakit jantung jadi sembuh, karena ia tidak lagi merasakan sakit apa-apa setelah O2 tidak lagi diperlukannya….hehehe!!! (Simpulkan sendirilah yaaaaa….!!!)
Surat perintah untuk mengikuti Pembekalan di PMPP (Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian) dikeluarkan dengan mencantumkan nama-nama kita. Waktu 3 minggu pembekalan yang dilaksanakan cukup bermanfaat untuk bisa tahu kira-kira pekerjaan seorang Peace keeper khususnya MILOBS itu bagaimana. Namanya juga pembekalan, ya bekal itu bisa kita pakai buat “jaga-jaga” seandainya jadi ditugaskan ikut misi PBB. akan tetapi Tidak ada satupun dari kami semua yang punya gambaran tentang Darfur dimana nantinya kami ditugaskan, karena misi di Darfur dengan misinya yang bernama UNAMID adalah misi yang boleh dikatakan baru serta untuk pertama kalinya pada tahun 2008 TNI mengirimkan personelnya bergabung dalam misi tersebut.
Seperti apakah Tempatnya? Apa yang bisa dimakan?? Bagaimana dengan airnya?? Tidurnya dimana ?? siapa yang harus dihubungi?? Apa saja Barang yang harus dibawa?? itulah pertanyaan-pertanyaan yang muncul dibenak kami dan masih seribu pertanyaan lagi yang ada di kepala kami semua, pada saat Surat Perintah dari Panglima TNI menyebutkan nama kita masing-masing untuk bergabung dalam misi PBB di UNAMID.
Sungguh ayam yang kehilangan induknya itu masih lebih baik, karena ia tidak perlu mandi, memasak, tidurpun bisa dimana saja serta tidak harus mencari informasi siapa yang harus dihubungi karena dia Cuma anak ayam. Sedangkan kami membutuhkan semua itu karena kami bukan anak ayam…………..hehehe. (teu nyambung…….???)
Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka persiapan berangkat ke Misi ke Darfur, pada dasarnya hampir sama dengan misi-misi yang lain, dan dibawah ini adalah kegiatan yang kami laksanakan, yaitu :
1) Pemeriksaan kesehatan, kegiatan ini dilaksanakan untuk memeriksa, apakah kesehatan personel yang akan diberangkatkan layak atau tidak. Karena sungguh akan menjadi permasalahan yang besar, seandainya personel tersebut memiliki permasalah kesehatan pada saat didaerah misi, apalagi jika PBB mengambil keputusan untuk melaksanakan repatriasi (dikembalikan kenegaranya)….wah nama bangsa dan Negara dipertruhkan disini nantinya. Pemeriksaan AIDS adalah salah satu diantaranya. Maka bagi personel yang suka “jajan” tentunya hal ini merupakan saat-saat yang mengangkan karena……????. (takut ketahuan tabiatnya…….hahaha)
2) Pembuatan passport dan pengurusan Visa. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang umum dilaksanakan kalau ada orang yang mau berangkat keluar negeri. (jadi tidak perlu saya bercerita banyak tentang hal ini …………..ok).
3) Vaksinasi. Nah vaksinasi adalah kegiatan yang wajib dilaksanakan apabila akan berangkat ke luar negeri, karena kita tidak pernah tahu seandainya negara yang dituju sedang terjangkit suatu epidemic yang bisa membahayakan jiwa……..yaa…bisa berabe kan...??? beberapa jenis vaksin yang biasanya didapat antara lain : Meningitis, hepatitis, tetanus serta jenis vaksin lain yang kira2 diperlukan untuk menangkal kemungkinan penyakit yang berjangkit di Negara tujuan misi.
4) Pengurusan perlengkapan dan pengukuran baju seragam. Nah ini dia kegiatan yang paling disukai. Bagaimana tidak, banyak sekali materiil yang kita dapat yang mungkin belum pernah kita dapatkan sebelumnya…..hehehe. Hal yang dirasakan saat itu, seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan baju baru dari orang tuanya disaat “lebaran”……wah….sungguh menyenangkan, ternyata perasaan anak kecil dengan kita sama saja….hehehe.
Setelah seluruh persyaratan terpenuhi, maka tinggallah kami semua berfikir tentang kira-kira apa saja kebutuhan barang dan perlengkapan yang harus dibawa selama mengikuti misi?
Banyak hal yang ingin kita bawa pada saat itu………mungkin karena kerisauan yang disebabkan perasaan takut dalam menghadapi suasana dan situasi baru nantinya, karena mengikuti misi PBB merupakan pengalaman adalah pengalaman pertama. Dan terlebih misi ini merupakan misi ke luar negeri yang tentunya pengetahuan akan kondisi sebenarnya yang nanti dihadapi sangat minim.
(TO BE CONTINUED………………………………!!!!!)
OK, Bro…..kayanya tulisannya sampai disini dulu ntar pasti kita sambung lagi …. Karena kita mau inspeksi duluuuuuuuuuuuuuuuuu…………… !!!!!!!


Bravo TNI
ANYTIME & ANYWHERE

Kamis, 09 April 2009

Kalo di depan rumah kita sering lewat orang jualan setiap pagi, ini yg sering lewat tiap pagi...

Onta Darfur

Komplek atau perumahan merupakan tempat yang stratetgis dan pasti tak terlewatkan bagi para pedagang untuk menjajakan produknya, mulai dari makanan, koran, jasa, peralatan rumah tangga, dan sebagainya. Kalo yang rutin setiap pagi biasanya penjaja makanan dan koran. Namun ada yang unik waktu saya pertama kali menempati camp ini, di muhajeria. Setiap pagi mereka secara berkelompok lewat di depan camp, entah kemana tujuannya dengan langkah yang lambat dan mulutnya selalu tidak berhenti mengunyah. Onta darfur namanya, kakinya panjang kulitnya putih dan tinggi. Ada juga yang kulitnya coklat, dan ada juga onta anakan yang masih kecil mungkin cocok kalo dibuat souvenir pulang tugas. Dulu saya berfikir bahwa onta itu punuknya dua, ternyata yg saya lihat hanya satu. Onta dapat berbulan-bulan hidup tanpa air tawar atau minum karena memang didesign untuk hidup di daerah gurun. Kalo dulu aneh lihat onta sekarang sudah tidak lagi.

Rabu, 08 April 2009

SETEGUH KARTINI DAN SEKUAT XENA....!!!

CUPLIKAN MAJALAH KARTINI.


Gambar ini cuma mau ngucapin terima kasih dari Kapten SRI Kustinah buat Abang AKBP Reinhard karena "blog"nyalah maka kapten SRI ini jadi buah bibir orang-orang disekitarnya.........sama buah apa lagi yaa....???? hehehe......!!!!!

pokoknya Bravo WAN TNI ......!!!!!

Selasa, 07 April 2009

Profil Captain Pilot Fokker 27 Alm Kapten Pnb I Gede Agus Tirta Santosa

Selamat jalan kusuma bangsa!

Musibah jatuhnya pesawat TNI AU jenis fokker 27 di Bandung kemarin cukup memukul dunia penerbangan militer Indonesia, 6 orang crew pesawat, 6 orang Den Bravo Paskhas TNI AU, dan 12 orang siswa Para Lanjut Tempur (PLT), 24 putra terbaik bangsa gugur sebagai kusuma bangsa. Sang Captain Pilot Alm Kapten Pnb I Gede Agus Tirta Santosa merupakan sosok perwira TNI AU yang bersahaja, lulusan terbaik (Adimakayasa AAU 2000) telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Terakhir kali bertemu dengan almarhum pada saat sekolah PSOIC (Peace Support Operation Instructor Course) di Skadik 203 Halim Perdanakusuma, sekitar bulan Agustus 2008 sebelum berangkat ke UN mission. Alm Gede orangnya sangat supel dan disukai oleh teman-temannya, yang paling saya ingat dia sangat respect terhadap senior-seniornya dan penampilannya selalu rapi. Cara bertutur katanya pun sangat sopan dan baik. Tak cukup ribuan kata mutiara untuk menggambarkan Alm Kapten Pnb I Gede Agus Tirta Santosa. Selamat jalan sisun... kami tak kan pernah melupakanmu! Selamat jalan Pahlawan bangsa... Selamat Jalan kusuma bangsa... Semoga Tuhan YME menempatkanmu di tempat yang paling mulia, Amin.

Senin, 06 April 2009

Darfur itu dimana sih?

Muhajeria Team Site

Darfur merupakan region/bagian dari Republik Sudan yang berbatasan langsung dengan Libya, Chad, Central African Republic. Posisinya paling pinggir dari Sudan sebelah barat. Darfur terdiri dari kata Dar dan Fur yang artinya rumah orang Fur. Luasnya kurang lebih setengah dari pulau kalimantan, pulaunya aja tanpa laut, jaraknya kurang lebih 4967,95 Nautical Mile dari Jakarta (1 Nautical Mile = 1,852 km). Darfur dibagi menjadi tiga yaitu Northern Darfur (shamal darfur), Southern Darfur (janub darfur), dan Western Darfur (gharb darfur). Ibukota Northern Darfur adalah Elfasher, southern darfur adalah nyala, western darfur adalah Elgenina. Sedangkan kota-kota kecil lainnya terletak di Southern darfur, termasuk muhajeria (kota kecamatan). Kordinat Geo muhajeria adalah N12º00’20.7” - E025º37’32.4”, berada 678 feet diatas permukaan laut, dan sebagaian besar berkontur datar. Muhajeria team site terletak di bagian selatan Darfur, berpenduduk tidak lebih dari 100 kepala keluarga. Komunitas kecil ini menjadi perebutan antara tentara pemerintah dan kelompok pemberontak militan semasa konflik yang berkepanjangan. Pada bulan Januari 2009 terjadi pertempuran besar melibatkan pesawat tempur dan kendaraan tempur ringan lengkap dengan arteleri penangkis serangan udaranya untuk merebut Muhajeria selama beberapa hari, tentunya dengan jumlah korban yg tidak sedikit. Tidak terdapat fasilitas pemerintahan dan fasilitas umum lainnya hanya barak tentara yang dibuat dari dahan semak seadanya. tidak ditemui sama sekali bangunan yang berbahan dasar tembok, tidak ada listrik, tidak ada jalan aspal, dan camp Internally Displace Person ada di sebelah utara dan sebelah selatan dari unamid camp (pos pengamat ini selanjutnya dinamakan Muhajeria team site, pos pengamat saya sekarang). Mereka tinggal ada yang lebih dari 30 tahun di tempat pengungsian. Saat musim panas angin akan bertiup kencang disertai dengan 'haboob' (badai gurun) yaitu kabut tebal dari akumulasi pasir dan debu yang membatasi jarak pandang. Kehidupan perekonomian rakyat sekitar dari beternak hewan (keledai, kambing, sapi, onta), berdagang di pasar yg sangat-sangat tradisional, dan bergantung dari bantuan pangan PBB. Tidak tersedia bahan-bahan pokok yang cukup karena tidak ada akses jalan menuju muhajeria mengakibatkan harga yang melambung dan biaya hidup yang tinggi. Tidak ditemui sumber air tawar, tidak ada tumbuhan hidup yang dapat dikonsumsi, hanya terdapat sungai kering berpasir tanpa air. Tidak ditemui kendaraan bermotor beroda dua dan empat, masyarakat masih menggunakan keledai, kuda, onta, dan sapi sebagai sarana transportasi sehari-hari. Tidak ada jaringan listrik, air, dan komunikasi. 93 % dari area seluas 1 km persegi adalah pasir gurun yg lunak dan keras, sisanya tumbuhan semak kering berduri. Siang hari suhu rata-rata 46ºc dan malam hari rata-rata bersuhu 15ºc, dan tidak pernah turun hujan. Bersyukurlah kita bangsa Indonesia yang kaya dengan sumber daya alam dan lautnya yg beraneka ragam!


Minggu, 05 April 2009

PASAR DI EL-FASHER

HARI-HARI DI PASAR ELFASHER….!!!!! (Cerita dari seorang peacekeeper di UNAMID)

Pasar merupakan jantung ekonomi serta tempat dimana berbagai komunitas berkumpul dan bersosialisasi.
“Entahlah,……kenapa pasar dimana-mana selalu sama??” itu pertanyaan yang sering terlintas dibenak saya. Tentu anda akan bertanya “memang apanya yang sama ………? “ dan jawabanya yang pasti adalah disanalah tempat berkumpulnya pedagang dan pembeli……hehehe…anak urang ge “Kevin” nyaho bro…..!!!!.


Tetapi banyak hal yang bisa diceritakan di pasar, dan kita yakin setiap kita memasuki pasar langsung saja terdapat hal-hal yang menarik perhatian mata kita. Walau pasar di El fasher ibukota Darfur tidak sebagus pasar minggu di Jakarta, tapi banyak masyarakat menyukai tempat itu…….walau hanya sekedar nongkrong dan menghabiskan waktu dengan melihat dan memperhatikan orang-orang yang lalu lalang maupun beraktifitas. Emang benar kata para pakar sosiolog, bahwa pasar akan tetap menjadi pusat keramaian, karena disanalah masyarakat dapat bersosialisasi dari berbagai macam kalangan, ngak peduli di Elfasher atau di New York sekalipun.

Di sini, para penjual terdiri dari berbagai macam kelompok jualan (Apalagi pembeli…..lebih banyak macamnya walaupun masih dari satu species yang kata Darwin disebut homo sapiens. tp jangan salah juga loh….ada juga species lain???? Ya seperti kuda, ayam, keledai, anjing serta tak ketinggalan si Tom and Jerry versi Afrika)………. bisa dibilang, setiap penjual sudah terkelompokkan dalam lokasi-lokasi yang sesuai dengan barang dagangannya, walau tidak bisa dibilang tersusun rapih…. Yah…..layaknya pasar tradisional di Negara kita lah…...!!!!!
Barang dagangan yang dijual disini pun bervariasi. Contoh sayuran yang sering dibeli oleh Personel Peacekeeper dari Indonesia yang bertugas di Elfasher yaitu lobak, wortel,mentimun, tomat, bawang daun, putih maupun merah dan tak ketinggalan cabe rawit…..yang kata orang sini sama bule bilang sesuatu yang bikin makanan Indonesia paling “Hot and Spicy” dan tambahan katanya : mentang2 kelembaban udaranya tinggi di Indonesia…… hehehe….apa hubungannya yaa….cabe rawit ama kelembaban udara…….???? Ah pikirin sendiri laaaah……..puyeng saya oge…..!!!!!


Ada 2 buah toko yang cukup terkenal di Elfasher, yang barangnya cukup lumayan lengkap untuk kota yang di Indonesia seukuran kota kecamatan Padalarang ini. Dimana besar tokonya seukuran Alfamaret atau Indomaret dan barang yang dijual juga cukup beragam, mulai dari kelontong, sembako seperti minyak kelapa sampai TV ama Kulkas. Pokoknya lumayan lengkap lah…….makanya banyak pekerja PBB atau staf PBB (UNAMID) yang pada belanja kesini………untung banget loh kayanya!!!!. sampai-sampai sempet juga dikalangan para peacekeeper Indonesia kepikiran untuk buka usaha disini …..…ada-ada aja, misi ko’ pengen usaha ……hehehe!!!!!


Yang paling menarik…..kalo di Indonesia setiap sore banyak yang jualan gorengan seperti tempe goreng, pisang goreng, tahu goreng dll. nah di sini pun bila sore banyak pedagang yang berjualan gorengan yang jenisnya sama seperti kalo di Bandung biasa di sebut ODADING dimana gorengan tersebut ditaburi gula diatasnya. Rasanya hampir sama lah kaya di kita…..!!

Ada lokasi di pasar yang isinya hampir 99% anak-anak muda Darfur…….yang pasti tempat itu berhubungan dengan yang namanya “young style”, nah biasanya lokasi tersebut merupakan tempat menjual handphone. Tapi yang jelas ngak semuanya pembeli bahkan 75% adalah penggembira semata….(hahaha species jenis gini banyak juga di Indonesia ko’….….!!!)
Kalo “daging” di sinilah tempatnya…..tiada hari tanpa daging dan roti. Itulah makanan utama penduduk elfasher yang dinamakan “SAURMA” yang mirip dengan sandwich. Cuma rasanya ……. Tergantung lidah orang mana yang ngerasain deh…..no comment buat itu…..!!!!!
Masalahnya bukan dagingnya yang ngak pas dilidah kita, tapi rotinya bro!!!….cukup keras hampir seperti sandal jepit keras dan lenturnya…..hehehe…..!!!!

Begitulah sepenggal cerita tentang pasar di Darfur yang insya Allah setelah proses editing akan kita tambahin photo-photonya………CYA.

BRAVO “TNI”….ANYWHERE & ANYTIME…..!!!!!!!

Profil anak-anak Darfur di pengungsian.





ANAK-ANAK DARFUR






Perang yang berkepanjangan dan drama pertikaian di muka bumi ini sering kali membawa musibah dan kesengsaraan kepada semua umat manusia, terutama wanita dan anak-anak. Mereka hidup dibawah garis kemiskinan dan tinggal di camp-camp pengungsian yang dan kadang berpindah tempat. Internaly Displace Persons (IDP's) atau orang-orang yang tidak punya tempat tinggal ini ada di semua region di Darfur yang luasnya kurang lebih hampir sama dengan setengah pulau Kalimantan. Jumlah mereka sekitar dua juta orang dan sebagian besar terdiri dari wanita dan anak-anak usia sekolah. Mereka hanya bersandar pada bantuan makanan yang diberikan oleh badan dunia PBB yaitu World Food Program (WFP) atau program pangan dunia. Anak-anak yang tinggal di camp pengungsian ini tidak sekolah dan kegiatan sehari-harinya hanya mencari air tawar untuk minum, masak, dan kebutuhan lainnya dengan mengantri di water point, sumber air yang dibuat oleh humanitarian aid agency. Sungguh bersyukur sekali bagi anak-anak Indonesia yang hidup dengan damai dan sejahtera di tanah air Indonesia tercinta.

Sabtu, 04 April 2009

UN bronze medal !


UN medal


UN bronze medal atau United Nations Medal adalah medali penghargaan tertinggi yang diberikan oleh United Nations African Union Hybrid Mission in Darfur (UNAMID) kepada setiap prajurit yang telah men-dharmabhaktikan dirinya dan memberikan dedikasi serta loyalitas yang tinggi dalam operasi perdamaian dunia, paling sedikit delapan bulan bertugas dan tanpa cacat. Penganugerahan bronze medal ini diupacarakan secara sederhana, namun hal ini terasa istimewa karena yang menyematkan adalah seorang perwira tinggi berbintang tiga (Force Commander) atas nama UN secretary general dan perwakilan seluruh bangsa-bangsa di dunia.

Kamis, 02 April 2009

DISINILAH KONTINGEN NEGARA-NEGARA DIPUTUSKAN BAYARANNYA!!!

CONTINGENT OWNED EQUIPMENT SECTION
( COE )

Tulisan ini ngak mesti bener 100%. Tapi agak nyerempet-nyerempet dikit lah…!!!! ngak tau berapa persennya yang nyerempet. Cuma yang jelas ini hanya gambaran besar aja tugas salah satu unit kerja PBB di UNAMID yang kebetulan salah seorang Staff Officer Indonesia ikut bergabung dalam unit ini. Gini ceritanya ………..:

PBB kalo mau gelar misinya bakalan didukung ama Negara-negara anggota yang kepengen ngasih kontribusi didalamnya (partisipasi maksudnya biar ngak dibilang ngak cinta perdamaian gitu….!!!). Prosedur pengiriman kontingen kudu ditempuh secara benar kalo kepengen dapetin penggantian (Reimburshment System). Kalo prosedur itu ngak dilaksanain….. yaaaa………. bisa gigit jari tuh Negara yang ngirimin kontingennya. Gimana ngak……..orang PBB juga ngak akan pernah mau ganti kalo perlengkapan yang dibawa ngak sesuai ama yang diharapkan……….masa mentang-mentang tempatnya di padang pasir yang dibawa kuda ama onta, yaaaa….ngak mungkin lah walaupun kendaraan tersebut bisa dipake buat ngangkut-ngangkut….hehehe!!!!.

Berkaitan ama itu, jadinya PBB mesti buat system atau aturan supaya ngak ada Negara-negara yang nyoba-nyoba ngakalin buat nyari duitnya aja dari PBB, tapi materiil yang dibawa ngak sesuai buat operasional dilapangan. Nah materiil yang dibawa itu dinamain Contingent Owned Equipment ( COE ) dan aturannya juga dinamain COE Manual. jadi PBB itu nyewa barang-barang punya Negara contributor dan dibayar setiap bulannya. Tapi jangan salah aturannya itu ketat banget loh…….pokoknya semuanya ada standard nya…..sampe-sampe perlengkapan hiburan aja mesti disiapin termasuk buat perorangan (Welfare equipment), contohnya tiap orang mesti dapetin fasilitas nelepon ama keluarganya minimal seminggu sekali walaupun Cuma 5 menit…..tapi kan lumayan kalo dikumpulin mah.....2 bulan dikumpulin aja bisa dapet 40 menit…..kan lumayan tuh… Cuma ngak bisa di cairin hehehe…!!!

COE section merupakan tangan kanannya PBB buat ngecek ama meriksa materiil kontingen Negara-negara di lapangan (didaerah misi). Ini dia tugasnya COE section…..:

1. ARRIVAL INSPECTION. Inspeksi yang dilaksanain kalo materiil dari kontingen udah nyampe seluruhnya di daerah misi. Kalo belum nyampe maka PBB ngak akan pernah ngasih duit buat Negara contributor sampe bener-bener perlengkapannya nyampe semua……makanya mereka harus cepet-cepet kalo pingin cepet dikasih duit ama PBB.

2. OPERATIONAL READINESS INSPECTION. Inspeksi yang dilaksanain buat ngecek apa materiil itu selama ini dipake apa ngak atau ngecek apa ada yang rusak….karena mesti minimal 90% materiil tersebut harus operasional……PBB takut kalo-kalo ada kontingen yang buat laporan palsu klo dia udah beroperasi selama ini ……. Padahal kontingen ini ngak pernah ngapa-ngapain. Pernah suatu hari pas tim COE ngadain inspeksi ada satu kontingen yang diperiksa materiil nya, salah satunya kendaraan jeep. Pas dicek luarnya bagus ama bersih banget……..tapi begitu di cek ternyata ngak ada mesinnya…….!!!! Emang kadang-kadang suka aneh orang-orang ini buat ngakalin aturan….hehehe!!!! dikiranya kalo ngak ada mesin bisa diakalin pake kuda….kaya delman maksudnya….hahaha….!!!!.


3. REPATRIATION INSPECTION. Kalo ini nih inspeksi yang dilaksanain kalo ada kontingen yang mau balik kenegaranya. Maksudnya jangan sampe ada barang-barang milik PBB yang ikut dibawa balik juga. Ternyata PBB juga ngantisipasi penyakit “kleptomania” yang kemungkinan banyak diderita di dunia ini…….hahaha.....!!!! (bo’ong bro….Cuma guyon ko’)


Nah kira-kira gitulah ceritanya kerjaannya COE section. Kesimpulannya COE section ini punya wewenang ama tugas mastiin kalo semua kontingen diperlengkapi sesuai ama standard PBB, jadi punya pengaruh cukup gede buat nentuin apakah Negara contributor berhak dapetin duit penggantian apa ngak dari PBB. Kira-kira tugasnya kaya BPK kali yaaaa….??? Ah….saya juga ngak tau banyak ko….ama BPK…hehehe.

Ok…. bravo "TNI" dimanapun dan sampai kapanpun……!!!!

BERKIPRAH DI AIR OPS UNAMID


DARI SINI OPERASI PENERBANGAN MISI PBB
DI DARFUR, SUDAN DIKENDALIKAN


“AB 133, flight follow.. Traffic UNO-770 departure from El Geneina 08.30, estimate arrival El Fasher 10.15, endurance 4 hours, POB 20, over …” Demikian Kapten Lek Sri Kustinah, memancarkan berita tentang penerbangan sebuah pesawat helikopter PBB di misi UNAMID kepada koleganya di Airport El Fasher, Darfur Sudan. Dari radio terpancar jawaban “ Roger, AB 133 copied traffic, out.” Yang menandakan bahwa pesan telah diterima. Begitulah kegiatan sehari-hari salah satu perwira Wanita TNI Angkatan Udara ( WARA ) yang mendapat tugas untuk berkiprah sebagai Staff Officer dalam misi PBB, di Airops UNAMID. Selain Kapten Sri yang bertugas di Current Ops atau Flight Follow, TNI Angkatan Udara juga mengirimkan 2 personel lainnya dalam Airops UNAMID, yaitu Mayor Pnb Destianto Nugroho Utomo, yang bertugas sebagai Airops Planner/Duty Officer dan Mayor Tek Rudy Nursofjan yang bertugas di Technical Compliance Unit ( TCU) Air Operations UNAMID.

Konflik berkepanjangan yang berkecamuk di daerah Darfur, Sudan, sebuah negara yang konon terluas wilayahnya di benua Afrika, menyebabkan lebih dari 2.000.000 penduduknya mengungsi dan telah menelan 200.000 korban jiwa. Konflik yang terjadi sejak tahun 2003 antara pemerintah Sudan dan angkatan bersenjatanya, yang bersekutu dengan kelompok milisi yang dikenal dengan nama Janjaweed, dengan kelompok-kelompok pemberontak bersenjata antara lain SLA ( Sudan Liberation Army ), SPLM ( Sudan People Liberation Movement ),dan JEM ( Justice and Equality Movement ) . Akibat konflik tersebut, terjadi krisis kemanusiaan di mana pembunuhan penduduk sipil, perusakan rumah dan fasilitas penduduk, pemerkosaan dan berbagai tindak kejahatan lainnya semakin meluas.

Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB ) berupaya untuk menghentikan meluasnya krisis kemanusiaan yang terjadi di Darfur, Sudan tersebut. Bekerja sama dengan Negara-negara Uni Afrika ( African Union ) dan dukungan negara-negara lainnya, akhirnya ditandatanganilah perjanjian perdamaian di Darfur ( Darfur Peace Agreement / DPA ) pada tahun 2006. Satu tahun berikutnya pada tahun 2007, PBB mengeluarkan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk mengatasi krisis di Darfur, Sudan, dan dibentuklah suatu misi operasi perdamaian di Darfur, bekerja sama dengan negara-negara Uni Afrika yang tergabung dalam AMIS ( African Union Mission in Sudan ), dalam suatu operasi pemeliharaan perdamaian yang dikenal dengan nama UNAMID ( United Nation Hybrid Operation / African Union Mission in Darfur ).


Misi PBB di Darfur Sudan melibatkan banyak negara yang berperan dalam operasi pemeliharaan perdamaian, termasuk Indonesia. TNI memiliki Operasi Selain Perang, diantaranya adalah Operasi Pemeliharaan Perdamaian, untuk itu TNI telah mengirimkan personelnya dalam misi-misi PBB di berbagai belahan dunia, antara lain di Libanon, Kongo, Liberia, Nepal, Georgia, termasuk Sudan, dan negara-negara lainnya. Dalam partisipasi inilah 3 perwira TNI Angkatan Udara mendapatkan tugas di misi PBB di Darfur, Sudan, dalam misi UNAMID, dan ketiganya ditugaskan sebagai perwira staf di Air Operations UNAMID.


UNAMID bermarkas di kota El Fasher, Darfur, salah satu bagian dari wilayah Negara Sudan bagian barat. Dalam melaksanakan operasinya, UNAMID memiliki salah satu Departemen yang dikenal dengan sebutan Integrated Service Support ( ISS ) yang di bawahnya terdapat unit-unit yang berkaitan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan misinya. Salah satu unit yang merupakan bagian ISS ini adalah Aviation Section ( Unit penerbangan ). Aviation Section, yang dikenal pula dengan Air Operation ( Airops ) bertugas merencanakan, mengoperasikan, mengawasi, mengarsipkan dokumen dan kontrak, mengelola anggaran, serta mendukung dan memantau pelaksanaan operasi penerbangan dalam misi UNAMID.

Airops Planner / Duty Officer



Dalam melaksanakan operasi penerbangannya, UNAMID memiliki sejumlah aset berupa pesawat terbang baik fixed wing maupun rotary wing. Pesawat-pesawat tersebut berasal dari perusahaan penerbangan swasta dari berbagai negara seperti Russia, Ukrania, Bulgaria dan Kanada, yang dikontrak oleh PBB untuk mendukung penerbangan di Darfur, Sudan.
Saat ini UNAMID memiliki sekitar 50-an aset berupa pesawat fixed wing berbadan lebar, seperti MD-83, Ilyusin-76, C-130, maupun yang berukuran sedang seperti Lear Jet-60, DHC-8 dan L-410. Sedangkan rotary wing berupa helicopter jenis MI-8, MI-17 dan helikopter angkut berat yaitu MI-26. Pesawat-pesawat ini dioperasikan dari 3 pangkalan udara utama di daerah Darfur, yaitu di markas UNAMID di El Fasher, sektor selatan di kota Nyala dan sektor barat di El Geneina. Ketiga kota ini memiliki landasan yang cukup panjang yang bisa didarati oleh pesawat fixed wing. Sedangkan untuk menjangkau daerah-daerah di mana pasukan maupun personil pemelihara perdamaian ditempatkan ( dikenal dengan istilah team site ), maka digunakan pesawat-pesawat helikopter.


Pesawat Helikopter MI-8, salah satu jenis pesawat UNAMID



Guna merencakan kegiatan penerbangan setiap harinya, maka Airops Plannner bertugas untuk membuat draft tentang jadwal penerbangan, berdasarkan rencana penerbangan mingguan ( semacam PAUM di TNI Angkatan Udara ), maupun menerima permintaan penerbangan dari seksi-seksi terkait yang ada dalam misi UNAMID. Seksi-seksi tersebut dapat mengajukan permintaan dukungan pesawat untuk melaksanakan suatu kegiatan dari satu tempat ke tempat lainnya, dengan mengajukan suatu dokumen yang dikenal dengan nama AMR ( Air Mission Request ). Setelah dokumen ini mendapatkan persetujuan dari para Chief terkait, maka penerbangan tersebut dapat dijadwalkan. Misi yang dilaksanakan oleh Airops UNAMID berupa penerbangan untuk angkutan personil, barang/cargo, rotasi pasukan, penerbangan VIP , dan yang tidak kalah penting adalah sebagai ambulans udara yang selalu siaga apabila terjadi evakuasi medis ataupun korban/kecelakaan ( Medical Evacuation / Casualties Evacuation ).

Draft jadwal penerbangan yang dibuat oleh Airops Planner ini dibuat 2 hari sebelum hari H, selanjutnya dikirimkan melalui sistem intranet ( surat elektronik yang bisa diakses oleh para staf PBB di misi UNAMID ), sehingga unsur terkait bisa memberikan masukan atau saran. Setelah mendapatkan masukan dari berbagai unsur, pada H minus 1 dibuatlah jadwal penerbangan yang telah final, lengkap dengan jumlah penumpang, cargo ataupun jenis operasi yang dilaksanakan. Rute penerbangan yang berdasarkan rencana penerbangan terjadwal mingguan, bisa dirubah atau disesuaikan dengan jumlah penumpang/cargo yang ada. Sehingga apabila ada banyak penumpang/barang yang akan diangkut dalam penerbangan UNAMID, sortie penerbangan bisa ditambah. Jadwal penerbangan harian yang telah final ini selanjutnya juga akan dikirimkan melalui intranet, agar staf terkait dalam operasi penerbangan dapat mengaksesnya. Salah satu unit yang terkait erat dengan Airops UNAMID adalah sebuah seksi yang bernama Movement control ( Movcon ), yang bertugas untuk mendaftar dan merencanakan personel/barang yang akan diterbangkan ( semacam DAAU di TNI Angkatan Udara ). Movcon inilah yang memberikan masukan final tentang jumlah personel maupun barang yang akan diangkut kepada Airops Planner.

Airops Planner selanjutnya memberikan briefing penerbangan kepada para crew atau site manager dari operator penerbangan. Briefing yang diberikan meliputi situasi mutakhir tentang keamanan di daerah Darfur yang berkaitan dengan pelaksanaan penerbangan, termasuk apabila ada No Fly Area, informasi tentang data cuaca/meteorologi, fasilitas penerbangan, NOTAM ( Notice to Airman ), masalah keselamatan penerbangan ( Air Safety ), dan utamanya tentang rencana penerbangan keesokan harinya. Dalam kesempatan briefing harian ini pula, yang dilaksanakan pada H minus 1 sore harinya, dapat didiskusikan apabila ada permasalahan dalam penerbangan hari sebelumnya.

Airops Planner menyiapkan jadwal penerbangan harian

Pada hari H, maka Airops Planner akan bertugas sebagai Duty Officer, yang memantau pelaksanaan penerbangan sesuai dengan jadwal yang telah dibuatnya. Permasalahan yang timbul pada hari H tersebut menjadi tugas Duty officer untuk mengkoordinasikan dengan petugas terkait guna mengatasinya. Seperti misalnya bila terjadi kerusakan teknis pada pesawat, perubahan jadwal, perubahan situasi keamanan, perubahan jumlah penumpang dan barang dan sebagainya. Duty Officer juga memantau dan mengendalikan waktu penerbangan agar semua pesawat sebelum matahari terbenam sudah mendarat di pangkalan masing-masing. Hal ini disebabkan untuk operasi di daerah Darfur , UNAMID belum mendapatkan otoritas dari pemerintah Sudan setempat untuk melaksanakan penerbangan malam, kecuali emergency/evakuasi medis. Untuk itu Duty Officer bekerja sama dengan Flight Follow/Current Ops, memantau waktu take-off/landing pesawat melalui radio HF ( semacam Puskodalops TNI AU ) maupun dari radio VHF.

Tugas sebagai Airops Planner maupun Duty Officer ini dilaksanakan secara bergiliran oleh para perwira yang memiliki latar belakang aviation dari berbagai negara antara lain Nepal, Pakistan, Kanada, Kenya, Zambia, Bangladesh termasuk dari Indonesia, di mana Mayor Pnb Destianto bertugas. Sebelum mendapat penugasan di misi PBB UNAMID, Mayor Pnb Destianto, lulusan AAU 1996 ini bertugas di Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma, selain pernah ditugaskan sebagai Instruktur Penerbang Wingdikterbang Lanud Adisutjipto, dan penerbang CN-235 dari Skadron Udara 2 Halim Perdanakusuma Jakarta.

Flight Follow / Current Ops

Pesawat-pesawat fixed wing maupun rotary wing dalam penerbangan UNAMID wajib melaporkan tentang waktu take off, ketinggian, endurance, jumlah crew dan penumpang on board, serta perkiraan waktu kedatangan, kepada Flight Follow, melalui radio HF. Selanjutnya para petugas di Flight Follow akan mencatat data tersebut dalam papan yang ada dan memasukkan data aktualnya dalam data base UNAMID Airops.

Flight Follow juga bekerja sama dengan para petugas yang berada di lapangan/apron pesawat, untuk saling melaporkan tentang perkembangan kegiatan penerbangan, termasuk traffic incoming/outgoing. Untuk itu maka radio handy talky, maupun telepon seluler digunakan dengan efektif untuk pemancaran informasi.

Personil Flight Follow terdiri atas perwira maupun bintara, yang memiliki latar belakang ATC ( Air Traffic Controller ) maupun operator radio, yang berasal dari berbagai negara antara lain Gambia, Mali, Nigeria, Zambia, termasuk Indonesia, di mana Kapten Lek Sri Kustinah, Wanita TNI Angkatan Udara, juga bertugas di dalamnya.

Kapten Lek Sri Kustinah, yang pernah bertugas sebagai ATC di Lanud Halim Perdanakusuma dan saat ini menjabat Kabagpers Disbangops Mabes AU, bertugas untuk mengkoordinir dan memantau para bintara yang berada di jajaran Flight Follow Airops UNAMID tersebut.

Dalam pelaksanaan tugas dan dengan latar belakang Senior Air Traffic Controller yang dimilikinya, Kapten Sri, yang akrab dipanggil dengan nama ”mbak Ikus”, kadang ditugaskan untuk memberikan briefing atau pengajaran di kelas kepada para staf baru yang akan ditempatkan dalam jajaran UNAMID Aviation. Briefing yang diberikan meliputi pengetahuan dasar tentang lalu lintas udara dan bagaimana memantau serta memonitor operasi penerbangan.


Kapten Lek Sri Kustinah bersama staf di Airops Flight Follow

Technical Compliance Unit ( TCU )

Salah satu bagian dari Aviation Section UNAMID yang bertugas mengelola anggaran, memantau penggunaan jam terbang, mengatur dan memonitor kontrak dengan perusahaan penerbangan, menyimpan dan meriksa berbagai dokumen dan sertifikat, termasuk kelaikan crew dan pesawat, serta mengatur program pelatihan, memberikan briefing dan kursus untuk staf aviation dan crew, adalah Technical Compliance Unit ( TCU ).

Untuk itu TCU memiliki 5 seksi di bawahnya, yaitu seksi anggaran/budget, seksi Pengawasan Kualitas ( Quality Qontrol ), seksi Pelatihan ( Training Unit ), seksi Pengaturan Kontrak ( Contract Management), dan perwakilan/Liaison Officer TCU di ibukota Sudan, di Khartoum. Para staf TCU ini terdiri atas staf International PBB, baik dari kalangan sipil maupun militer. Salah satunya adalah Mayor Tek Rudy Nur Sofjan, yang ditugaskan di bagian Quality Qontrol.

Sebagai staf di Quality Control TCU, Mayor Tek Rudy bertugas untuk mengatur dan mengelola tersedianya data base dari aset-aset Airops UNAMID, yaitu pesawat dan crew. Untuk itu data tentang Sertifikat Kelaikan Pesawat, Sertifikat Kelaikan Terbang para Operator/crew pesawat, registrasi, asuransi, Sertifikat perijinan terbang dan catatan medis para crew, menjadi tanggung jawabnya untuk memantau agar tetap valid.

Secara berkala staf Quality Control TCU, mengadakan inspeksi untuk memeriksa kelengkapan dokumen di pesawat maupun para crew. Selain dokumen, diperiksa pula bagaimana prosedur pemeliharaan pesawatnya, riwayat teknis/kerusakan pesawat, termasuk memeriksa perlengkapan minimal standar yang harus ada di dalam pesawat aset UNAMID tersebut. Dalam inspeksi ini, staf dari TCU bekerja sama dengan para staf dari Unit Keselamatan Penerbangan ( Aviation Safety ).

Kegiatan mengadakan inspeksi pesawat, memonitor pelaksanaan pemeliharaan berkala dan sebagainya ini memang tidak jauh dari latar belakang Mayor Tek Rudy Nur Sofjan, lulusan AAU 1996 yang sekaligus alumni ITB Teknik Penerbangan, sebelum mendapat penugasan di misi PBB UNAMID ini menjabat Kasienblik Depohar 10 Lanud Husein Sastranegara,Bandung, selain pernah bertugas di Dinas Penelitian dan Pengembangan ( Dislitbangau ).


Inspeksi perlengkapan dan sertifikat crew / pesawat UNAMID.

Menuju Perdamaian di Darfur

Airops UNAMID memegang peranan yang sangat penting untuk mendukung kelancaran operasional misi PBB dalam menjalankan mandatnya di Darfur Sudan . Situasi medan yang sebagian besar merupakan daerah tandus, diselingi gurun pasir, serta berbukit bukit, memerlukan transportasi udara sebagai sarana yang vital. Hal ini disebabkan apabila melalui transportasi darat, akan terdapat banyak hambatan, mulai dari kondisi jalan yang sebagian besar belum beraspal, medan yang cukup sulit dilalui karena kondisi alamnya yang tandus dan berpasir, serta perkembangan situasi keamanan daerah Darfur yang tidak menentu, mengakibatkan perjalanan darat memiliki resiko tinggi. Sehingga transportasi udaralah sebagai solusinya.

Kehadiran PBB di Darfur Sudan dalam misi UNAMID terus mengupayakan terciptanya perdamaian guna menghentikan konflik antara Pemerintah Sudan dengan pihak yang bertikai. Jalan menuju perdamaian abadi memang masih panjang dan berliku, serta memerlukan itikad baik dari semua pihak termasuk dukungan dari dunia internasional. Akankah perdamaian ini akan terwujud, agar para pengungsi yang menjadi korban pertikaian dapat kembali ke kampung halamannya dan mereka dapat hidup selayaknya, hanya waktu yang akan menjawabnya. ( by Sembrani 96-Green )